Sosialisme Indonesia Bukan Sekedar Wacana Atau Tenggelam Dalam Abu Sejarah Tetapi Memahami Jiwa Zaman Sebagai Bagian Hukum Dialektika

Translate

UNDER CONSTRUCTION....!!!
Blog ini masih dalam Tahap Pengembangan
Photobucket

MENUJU PEREKONOMIAN SOSIALIS INDONESIA ; SEBUAH PENGANTAR TULISAN

MENUJU PEREKONOMIAN SOSIALIS INDONESIA ; SEBUAH PENGANTAR TULISAN

Kita menyadari bahwa Pemikiran Bung Karno tidak terlepas dari kesalahan kesalahan dan tentu saja banyak hal yang harus di re-evaluasi. Tetapi saya kira ini tidak mengurangi penghargaan kita terhadap pemikiran beliau. Yang harus kita pahami adalah bahwa Marhaenisme kita Bukan Sukarnoisme belaka., artinya kita mencoba memahami marhaenisme sebagai suatu pemahaman yang senantiasa berkembang, tidak berhenti hanya mengidolakan Bung Karno an sich dan tanpa reserve.

MARHAEN = WONG CILIK, RAKYAT KECIL, WONG NDESO, KAUM MARGINAL,
KAUM YANG DI GAJI.
MARHAENIS = ORANG-ORANG YANG PERDULI DENGAN WONG CILIK, DENGAN
MASYARAKAT LEMAH, DENGAN BANGSA INI.
MARHAENISME = CARA KITA PERDULI DENGAN MASYARAKAT DAN BANGSA INI DAN
MENUNTUN KITA MEMBANGUN MASYARAKAT DAN BANGSA
YANG KUAT

Saya kira pemahaman diatas cukup sebagai landasan dasar kita untuk memahami Marhaenisme.

Berangkat dari hal kecil diatas maka sebenarnya kita bisa membongkar dan menata kembali ketata-negaraan hari ini. Bahwa kalau kita memahami dan membaca kembali Pidato Lahirnya Pancasila, bahwa kenapa dan untuk apa kita membangun organisasi negara, kenapa hari ini
kita disibukkan oleh pergolakan daerah, besarnya ketimpangan antara garis kemiskinan dengan kelompok yang bergelimang kekayaan, dan bagaimana akar permasalahan hingga kita sering menjadi bahan'pelecehan' negara tetangga.

Pertanyaannya hari ini adalah :

Sudahkah negara ini untuk semua rakyat dan bangsa yang ada di Sabang hingga Merauke?
Sudahkah perekonomian kita berada pada rel yang benar?

Sebagai contoh kecil ingin saya tunjukkan adalah begini :
Pada saat kita membangun organisasi (negara) ini, kita sepakat bahwa organisasi ini untuk kesejahteraan kita semua, maka pada UUD'45 dinyatakan bahwa sokoguru perekonomian kita adalah Koperasi (Inc), tetapi hari ini kita melihat sokoguru perekonomian kita adalah Kapitalisme Liberal (diwakili oleh PT, CV, NV) dan Kapitalisme Merkantilis (diwakili oleh BUMN dan BUMD) sementara Koperasi (Inc) hanya menjadi pelengkap dan hanya dipersepsikan untuk kalangan kelas bawah dan penambah aktifitas. Padahal klu kita serius koperasi ini dapat menjadi suatu sistem perekonomian yang kuat seperti ditunjukkan oleh negara-negara Eropa tengah (Swedia, Norwegia, Denmark, Finlandia, dll), seperti kita sering liat perusahaan-perusahaan yang berakhiran INC dibelakang nama perusahaannya.
Solusinya saya pikir negara ini bisa memulai dengan BUMN/BUMD, Jadikan BUMN/BUMD tersebut Koperasi. Bukan hanya dengan membentuk Koperasi karyawan. PT. PLN, PT. TELKOM membentuk Koperasi karyawan yang kerjanya memungut iuran dan mengelola Kafe. PT PERTAMINA, PT. BNI TBK, Dll. kenapa tidak PLN INC, TELKOM INC, PERTAMINA INC, Dll?

Masih banyak contoh lain yang tentu saja adalah bahan diskusi dan bahan pemikiran kita bersama. Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar